Identifikasi zat Kimia, Bahaya Biologis, dan Cairan di Laboratorium

STRATEGI PENYIMPANAN ZAT DAN BAHAN KIMIA YANG BENAR DI LABORATORIUM UNTUK  MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN | SIR OSSIRIS HOME SITE

Sebagai pekerja laboratorium, kesehatan Anda sangat penting. Ada beberapa prosedur yang harus Anda ikuti untuk memastikan kesehatan Anda dalam kondisi baik. Prosedur tersebut meliputi identifikasi zat kimia, bahaya biologi, dan cair.

Identifikasi zat kimia

Sebuah laboratorium dapat mengidentifikasi suatu kimia jika terbuat dari bahan yang tepat. Jenis kimia ini dibuat dari rumus dan molekulnya. Hal ini membuat kimia lebih stabil dan cocok untuk pengobatan berbagai penyakit.

Selama proses mengidentifikasi suatu kimia, nomor ditugaskan untuk itu. Nomor ini unik dan dapat digunakan untuk keperluan pendaftaran internasional. Chemical Abstracts Service (CAS) adalah database informasi kimia. Sistem komputer lain juga tersedia untuk informasi kimia.

Laboratorium harus mengikuti aturan khusus untuk mengidentifikasi sampel kimia. Pertama, suatu bahan kimia harus berbahaya, beracun, dan berpotensi toksisitas. Perlu juga berhati-hati saat tanganiing sampel kimia.

Langkah penting lainnya dalam mengidentifikasi kimia adalah mengidentifikasi sumbernya. Ini dilakukan dengan menggunakan wadah dan labelnya. Label dapat mencakup informasi tentang pembuat, keterangan, atau sifat fisik/kimia.

Identifikasi bahaya biologis

Mengidentifikasi bahaya biologis adalah bagian penting dari setiap laboratorium. Ada berbagai jenis bahaya yang dapat ditemukan di laboratorium, dan ada beberapa cara untuk menilai bahaya tersebut. Analisis bahaya dan perincian pekerjaan adalah dua metode umum untuk mengidentifikasi bahaya ini.

Bahaya biologis adalah mereka yang mungkin berbahaya bagi organisme. Ini dapat mencakup penyakit seperti hepatitis, tuberkulosis, dan influenza. Bahaya biologis juga dapat mencakup sumber energi yang terlalu tinggi untuk diatasi oleh tubuh. Mengidentifikasi Bahaya Biologis di Laboratorium adalah penting untuk keselamatan pasien Anda, dan untuk kesehatan seluruh laboratorium.

Bahaya biologis dapat terjadi di laboratorium mana pun, dan CDC merekomendasikan agar pekerja laboratorium mengidentifikasi bahaya ini sebelum mengizinkan pasien masuk untuk perawatan. Untuk mencegah paparan bahaya biologis, laboratorium harus dirancang dengan baik, dengan kombinasi desain yang baik dan sanitasi yang baik. CDC merekomendasikan agar laboratorium dilengkapi dengan peralatan modern dan permukaan laboratorium yang steril.

Identifikasi cair

Identifikasi cair di laboratorium dapat menjadi tantangan. Langkah pertama adalah mengumpulkan data. Data ini dapat dikumpulkan dari petugas laboratorium atau dari rumah sakit. Selain itu, data dapat diambil dari prosedur operasi standar dan instruksi kerja.

Laboratorium dilengkapi dengan berbagai jenis peralatan. Mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai kondisi dan untuk melakukan berbagai prosedur. Diantaranya adalah penelitian, pengujian, dan kemungkinan penyakit. Semua prosedur ini membantu mengidentifikasi masalah.

Metode lain untuk mengidentifikasi cair adalah dengan memeriksa kulitnya. Kulit seseorang dapat diuji untuk berbagai kondisi. Misalnya, dapat diperiksa kekeringannya. Mungkin juga mengandung bakteri. Data dapat dibandingkan dengan sampel lain di laboratorium.

Radiologi merupakan salah satu bidang yang berfokus pada pendeteksian infeksi bakteri. Bidang ini membutuhkan keahlian dan pengetahuan tingkat tinggi di bidangnya. Seorang ahli radiologi bersertifikat akan dapat melakukan tugas ini secara efektif dan efisien. Laboratorium memiliki 15 ruangan potensial. Dua lainnya terletak di tahap pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan.

Identifikasi cair yang tidak berinteraksi langsung dengan kulit

Mengidentifikasi cair yang tidak mampu mempertahankan interaksi yang lama dengan kulit adalah tugas penting di laboratorium. Ada berbagai metode untuk mengidentifikasi cair. Salah satunya adalah penggunaan botol.

Salah satu cara untuk mengidentifikasi cair adalah untuk memeriksa komposisinya. Ini akan mengungkapkan kotoran yang ada dalam zat tersebut. Metode lainnya melibatkan penentuan tingkat pH dan reaktivitasnya.

Cara lain adalah dengan mencari zat yang memiliki konsentrasi benzena yang tinggi. Ini adalah zat yang diketahui dapat menyebabkan kerusakan. Ini juga merupakan agen yang dapat menyebabkan kanker.

Jika Anda melihat cairan di dalam rahim Anda, dokter Anda mungkin menyarankan Anda menjalani MRI. Tes ini juga dapat mengidentifikasi keberadaan sel kanker. Mungkin juga perlu untuk melakukan biopsi. Hasil tes akan menentukan apakah Anda harus melanjutkan perawatan atau mencari perawatan lebih lanjut.